PENGEMBANGAN PARIWISATA di KABUPATEN NGAWI
DENGAN MULTIPLIER EFFECTS YANG
BERBASIS SYARIAH
Disusun Oleh :
1. Indriana Mega Kresna
2. Firdha Pratiwi
3. Langen Dian Pratiwi
SMAN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH YANG BERJUDUL :
PENGEMBANGAN PARIWISATA di KABUPATEN NGAWI
DENGAN
MULTIPLIER EFFECTS YANG BERBASIS
SYARIAH
Telah Disahkan untuk Diikutkan dalam
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
EKONOMI ISLAM di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Mejayan, 16 Maret 2015
Mengesahkan
Drs. YAYUK NURYANTO, M.Pd
NIP. 19650428 198903 1 005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis
dapat menyusun karya ilmiah yang
berjudul “Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Ngawi dengan Multiplier Effects
yang Berbasis Syariah”. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan wawasan
kepada pembaca tentang sektor pariwisata yang dikemas menggunakan sistem
ekonomi syariah dengan Multiplier Effects.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung hingga
terwujudnya karya tulis ini, terutama kepada :
1. Kepala SMAN 1 Mejayan Bapak Drs.
Yayuk Nuryanto,M.Pd yang telah memberi dukungan kepada kami dalam pembuatan
karya tulis ini.
2. Ibu Sudjati Jantri, S.Sos, M.Pd, Dipl.Ed
sebagai guru pembimbing yang telah memberikan arahan akan karya tulis ini.
3. Orang tua yang selalu mendukung dengan
do’a restunya sehingga karya tulis ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
masyarakat.
4. Teman teman yang selalu memberi semangat.
5. Pada semua pihak yang telah membantu serta
mendorong penulis dalam penyusunan karya ini. Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu
sekalian mendapat pahala yang setimpal disisi Allah S.W.T Amin
Penulisan
karya ini masih banyak kekurangan, karena itu segala tegur sapa untuk perbaikan
tulisan selalu penulis harapkan. Demikianlah semoga tulisan ini ada guna dan
manfaatnya bagi semua pihak.
Mejayan, 16 Maret 2015
Penulis
KETERANGAN GURU PENDAMPING DAN PESERTA LKTI
1.
Nama : Sudjati Jantri, S.Sos., M.Pd., Dip. Soc.
Stud
TTL : Madiun,
27 Mei 1971
Alamat : Jl.
Raya Balerejo no. 111. RT. 05/RW.01 Desa Balerejo,
Kec. Balerejo, Kab. Madiun
Profesi : Guru Sosiologi SMAN 1 Mejayan
Keterangan : Guru pendamping
2.
Nama
: Indriana
Mega Kresna
TTL : Ngawi, 15 November 1997
Alamat : RT 01 RW 02, Desa Karangjati, Kec. Karangjati, Kabupaten Ngawi
Profesi : Pelajar
Keterangan : Peserta LKTI
3.
Nama
: Firdha Pratiwi
TTL : Tangerang,
19 April 1998
Alamat : RT. 01 RW. 01 Desa Babadan, Kec. Pangkur, Kab. Ngawi
Profesi : Pelajar
Keterangan : Peserta LKTI
4.
Nama
: Langen
Dian Pratiwi
TTL : Ngawi,
18 Mei 1998
Alamat : RT. 03 RW. 04 Desa Babadan, Kec. Pangkur, Kab. Ngawi
Profesi : Pelajar
Keterangan : Peserta LKTI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH............................................. ........ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
KETERANGAN GURU PENDAMPING DAN PESERTA LKTI.............. ...... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... ...... iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ....... v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... ....... 1
1.1
LATAR
BELAKANG........................................................... ....... 1
1.2
LANDASAN
TEORI............................................................ ....... 2
1.3
RUMUSAN
MASALAH…………………………………… 3
1.4
TUJUAN
PENULISAN…………………………………….. 3
1.5
MANFAAT
PENULISAN.................................................... ....... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. ....... 5
2.1 KONDISI LOKASI WISATA di NGAWI.......................... ....... 5
2.2 PENERAPAN MULTIPLIER EFFECT
PADA LOKASI WISATA di
DAERAH NGAWI…….............. 7
BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 13
3.1 KESIMPULAN..................................................................... ..... 13
3.2 SARAN.................................................................................. ..... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... ..... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah sebagai industri yang berkembang
cepat di dunia saat ini. Di sejumlah negara, baik di negara maju maupun di
negara-negara berkembang pariwisata digerakkan sebagai perekrut tenaga kerja
yang sangat besar dan menjadi sumber pendapatan ekonomi yang sangat besar.
Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan kepariwisataan adalah kegiatan yang
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pengunjung. Dilihat
dari pengertian tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar dari kegiatan pariwisata
adalah berupa kegiatan manusia yang bersifat memenuhi keinginan manusia,
terutama kebutuhan primer bukan lagi semata-mata kebutuhan sekunder apalagi
kebutuhan tersier.
Sistem pengemasan dibidang pariwisata dapat diterapkan
dengan pola pengembangan prinsip ekonomi
syariah dengan metode Multiplier Effects.
Multiplier
effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu timbulnya kegiatan
lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan
menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama
industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi
wisata, perhotelan, restoran dan transportasi lokal. Sementara komponen
pendukungnya, mencakup industri-industri dalam bidang transportasi, makanan dan
minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu dari industri
pariwisata (Glasson 1990).
Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya
alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor
pariwisata. Untuk lebih mematangkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka
mendukung pencapaian pembangunan ekonomi, sehingga perlu diupayakan
pengembangan sektor pariwisata dengan sistem ekonomi syariah dengan metode bagi
hasil secara rata tanpa adanya penumpukan keuntungan pada satu orang saja.
Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan
memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan
disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola,
memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada dengan memanfaatkan
metode Multiplier Effects, dimana
potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.
1.2 Landasan Teori
1. Teori
pariwisata menurut UNESCO, 2009.
Pariwisata
didefinisikan sebagai aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap
atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang senang, memenuhi rasa ingin
tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan tujuan lainnya.
2. Teori
pariwisataan menurut UU No.10/2009.
Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.
3. Teori
ekonomi kreatif menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008).
Ekonomi kreatif
merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas
dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya
yang terbarukan.
4. Teori
ekonomi kreatif menurut UNDP (2008)
Ekonomi
kreatif merupakan bagian integratif dari
pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan
budaya.
5. Teori
ekonomi syariah menurut Prof. Dr. M. Umer Chapra
Ekonomi syariah
didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas
yang berada dalam koridor yang mengacu dalam pengajaran Islam tanpa memberikan
kebebasan individu (laissez faire) atau tanpa perilaku makro ekonomi yang
berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.
6. Menurut
Fandeli (2001),
kObyek wisata adalah faktor yang
paling menarik perhatian para pelaku wisata, dalam hal ini pengunjung, baik itu
obyek wisata alam maupun budaya.
1.3 Rumusan masalah
1.
Bagaimana kondisi lokasi wisata di daerah Ngawi?
2.Bagaimana
pengelolaan multiplier effect pada
lokasi wisata di daerah Ngawi sehingga dapat meningkatkan tingkat kunjungan
wisatawan?
1.4 Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui dimana saja daerah tujuan wisata yang ada dikota Ngawi.
2.
Mengetahui cara meningkatkan sektor kepariwisataan dengan sistem ekonomi
kreatif berbasis syariah.
3.
Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan metode Multiplier Effects sebagai sarana pengembangan sektor
kepariwisataan yang ada di Ngawi.
1.5 Manfaat penulisan
a. Untuk
pembaca :
1. Menambah
wawasan pengetahuan seputar potensi wisata khususnya yang ada di daerah Ngawi.
2. Memberikan
rasa keingin tahuan kepada pembaca tentang manfaat pengembangan pariwisata
berbasis ekonomi syariah.
3. Dapat
memperoleh inspirasi baru dalam rangka pengelolaan pariwisata dengan sistem
ekonomi kreatif berbasis syariah.
b. Untuk
penulis :
1. Menambah
ilmu pengetahuan tentang sektor kepariwisataan.
2. Dapat
menyalurkan aspirasi dan pendapatnya mengenai sektor pariwisata berbasis
ekonomi syariah dikalangan masyarakat awam.
3. Memberikan
saran atau inovasi kepada pengelola sektor pariwisata yang ada di daerah Ngawi
tentang pengelolaan pariwisata berbasis ekonomi syariah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi lokasi wisata di daerah Ngawi
Ngawi
adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kota Ngawi
yang merupakan kota paling timur di Jawa Timur berbatasan langsung dengan
wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Ngawi yang sebagian wilayahnya berada di kaki Gunung
Lawu tentunya memiliki berbagai jenis destinasi wisata alam seperti Kebun Teh
Jamus dan Air Terjun Pengantin.
Rumor yang beredar dimasyarakat bahwa
air terjun ini dinamakan Air Terjun Pengantin karena dahulu kala pernah ada
seorang wanita yang hendak menikah justru mengakhiri hidupnya lantaran sang
calon suami meninggalkannya. Namun itu semua hanyalah mitos belaka, alasan mengapa
air terjun ini diberi nama Air Terjun Pengantin adalah karena terdapat dua air
terjun yang bersebelahan seperti sepasang pengantin. Awalnya masyarakat
setempat menamai air terjun ini dengan nama Grojokan Ndungji/Jumog. Namun,
dikarenakan saat ini air terjun tersebut terbagi menjadi dua (air terjun
kembar), masyarakat setempat kemudian menamai air terjun tersebut sebagai Air
Terjun Pengantin.
Kedua air terjun ini berada di daerah
yang tinggi dan dikelilingi bukit-bukit yang di dominasi oleh tumbuhan semak
belukar dan berbagai jenis pinus. Keindahan pemandangan ATP yang mempesona menjadi daya tarik
tersendiri dari obyek wisata ATP. Letak ATP yang berada di Desa Hargomulyo
merupakan kawasan pedesaan yang masih asri.
Yang membuat ATP di Ngawi istimewa adalah
pesona keindahan yang disajikan di Air terjun ini, memiliki 2 cabang celah yang
dialiri air yang langsung jatuh ke kubangan yang dikelilingi oleh batu berukuran
besar. Air yang ada di air terjun ini cukup dingin, sehingga sangat segar
apabila digunakan untuk mandi dan yang tak kalah menariknya air yang mengalir
dari tebing batu sangat jernih sehingga bisa langsung diminum. Jalan setapak
menuju air terjun juga menantang adrenalin para pengunjung yang menyukai
tantangan, karena jalan setapak ini masih didominasi oleh batu-batu dan
jalannya pun naik turun serta berkelok-kelok. Off Road pun bisa menjadi tantangan tersendiri untuk para
wisatawan. Sesekali kita dapat menikmati panorama hutan pinus serta persawahan
yang masih eyecatching. Selain
beberapa keistimewaan ATP tersebut, ada salah satu faktor yang paling spesifik
yang menarik para wisatawan yaitu apabila ada sepasang kekasih yang mengunjungi
ATP maka hubungan kedua sejoli ini akan langgeng. Namun mitos ini memang benar
adanya, beberapa pasangan yang telah mengunjungi ATP mengaku bahwa hubungan
mereka semakin langgeng setelah berkunjung ke tempat ini. ATP bisa menjadi
pilihan destinasi wisata yang menarik untuk memanjakan mata dan pasti mampu
memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi wisatawan. Para wisatawan yang
berkunjung ke ATP tidak mungkin merasa kecewa setelah datang ke tempat ini.
Selain menikmati keindahan pemandangan
ATP, pengunjung juga dapat menikmati asrinya suasana pedesaan yang jauh dari
hiruk-pikuk perkotaan. Lokasi air terjun yang dikelilingi kawasan perbukitan
sangat cocok untuk kegiatan camping ground, outbond, dan wisata adventure (off
road).
Objek
wisata yang tak kalah indah dari Air Terjun Pengantin ialah Kebun Teh Jamus.
Kebun teh yang dikelola oleh PT Candi Loka ini menawarkan eksotika tersendiri
bagi para wisatawan. Bernuansa tropis, hijau, sunyi, damai indah dan sejuk
merupakan gambaran dari suasana perkebunan teh Jamus yang terletak di lereng
Gunung Lawu sebelah utara, atau tepatnya di Desa Girikerto Kecamatan Sine 40 Km
kearah Barat daya kota Ngawi. Akses untuk menuju kawasan agrowisata ini
tergolong mudah karena sudah banyak penunjuk jalan serta medan yang sudah beraspal. Selain sudah beraspal, luas
jalan juga sudah cukup besar. Kawasan agrowisata ini tidak hanya meyajikan hamparan
luas perkebunan teh khas jamus, tetapi terdapat pula sumber Lanang, goa Jepang,
bumi perkemahan, Kolam renang anak dan Borobudur Hill. Borobudur Hill yaitu
bukit setinggi 35,4 meter yang terlihat seperti lahan teh biasa, namun jika
dipandang dari kejauhan nampak sebuah bukit mirip berbentuk candi borobudur. Selain
itu ada air terjun Grojogan Songo Tuk Pakel, Ada pula makam tua pendiri Kebun
Teh Jamus yaitu Van Der Rappart (1826-1910) asal Belanda.
Kebun teh jamus
tidak hanya menyajikan pemandangan yang menawan, namun juga memiliki beberapa
produk andalan. Pihak yang mengelola perkebunan ini (PT.Candi Loka) memproduksi
teh dan air mineral Jamus. Teh bukan sembarang teh, Teh kas Jamus terkenal
dengan teh putih serta teh aroma kopinya. Selain teh aroma kopi, juga terdapat
jenis teh yang lainnya, seperti : teh original, teh hijau, benalu teh, dan lain
sebagainya. Namun, teh putihlah yang menjadi primadona dan mampu mendatangkan
omset luar biasa. “Teh putih merupakan salah satu teh herbal yang paling unggul
di bumi, diambil dari pucuk pohon teh yang belum mekar benar. Pohon teh putih
ini asli berasal dari China, dan konon teh putih merupakan salah satu rahasia
teh yang ada di keluarga kerajaan-kerajaan di China, dimana teh ini mampu
membuat peminumnya bisa berumur panjang.” Ujar seorang petani teh di Jamus.
Agrowisata
yang berwawasan lingkungan hidup ini sebenarnya sudah diawali tahun 1993 dengan
membangun kawasan kebun dan lingkungannya tetap alami dan lestari. Langkah yang
ditempuh selain pemadatan populasi teh dengan berbagai koleksi klon juga
program sejuta pohon pelindung yang akhirnya mampu meraih penghargaan tingkat
nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada
peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana
Negara Jakarta.
Mengingat semakin padatnya kunjungan wisata ke Jamus, saat ini pengembangan sektor Agrowisata Jamus dengan berbagai fasilitas penunjang sedang dilaksanakan pembangunannya.
Mengingat semakin padatnya kunjungan wisata ke Jamus, saat ini pengembangan sektor Agrowisata Jamus dengan berbagai fasilitas penunjang sedang dilaksanakan pembangunannya.
2.2
Pengelolaan multiplier effects pada lokasi wisata di daerah Ngawi
Pariwisata yang digadang-gadang sebagai sumber devisa, stimulan
kegiatan ekonomi dan sebagai sumber dana pembangunan ini tentu harus dikelola
dengan baik. Salah satu cara pengelolaan pariwisata ialah dengan menerapkan
sistem multiplier effects.
Menurut Glasson (1990) multiplier
effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain.
Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan
menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama
industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi
wisata, perhotelan, restoran dan transportasi lokal. Sementara komponen
pendukungnya, mencakup industri-industri dalam bidang transportasi, makanan dan
minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu dari industri
pariwisata.
Multiplier
effects
tentunya juga dapat diterapkan di kawasan wisata Air Terjun Pengantin
dan Kebun teh jamus. Letak agrowisata Jamus dan ATP yang tidak begitu jauh
dapat dijadikan sebuah paket wisata. Penerapan multiplier effects yang
menyangkut beberapa aspek harus dilakukan secara bertahap agar bisa terlaksana
dengan baik. Pelaksanaan multiplier
effects dapat diawali dengan
pembangunan infrastruktur atau perbaikan akses menuju daerah tujuan wisata. Akses
yang baik tentu akan memudahkan dan memberi kenyamanan wisatawan saat sedang
berlibur. Selanjutnya dapat dibangun tempat penginapan. Karena di daerah wisata
Agrowisata Jamus merupakan wilayah pariwisata yang mengutamakan keaslian alam
dan mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup, pihak yang bersangkutan dengan
pengelolaan wisata tersebut misalnya PT.Candi Loka sepakat untuk tidak
membangun hotel dan vila. Hal tersebut tentunya memiliki dampak positif dan
negatif. Dampak negatifnya ialah kurangnya akomodasi di wilayah wisata
tersebut.Sedangkan segi positifnya ialah terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat karena mereka dapat membuat sebuah home stay. Selain pengadaan
homestay, bentuk akomodasi lain seperti restoran atau tempat makan serta pusat
oleh-oleh juga harus tersedia di kawasan wisata. Yang tidak kalah penting
adalah pembangunan sarana umum seperti masjid dan toilet umum. Sedangkan dari
bidang aksesbilitas yakni dengan pengadaan biro perjalanan dan angkutan umum.
Pengadaan sistem multiplier effects memiliki keuntungan yang cukup besar bagi
masyarakat setempat. Dengan tidak adanya hotel, maka masyarakat dapat membuka
homestay yang dapat mendatangkan pendapatan. Terdapatnya restoran, café dsb
juga merupakan hal yang menguntungkan bagi masyarakat karena akan terdapat
sebuah lapangan pekerjaan. Selain itu, pembangunan restoran, cafe, dsb tentu
juga akan terkena pungutan pajak yang mana pajak tersebut nantinya akan
dibayarkan kepada pemerintah dan akan digunakan untuk kepentingan umum yang
pada akhirnya juga akan digunakan oleh masyarakat. Pengadaan jasa biro
perjalanan dan angkutan umum juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat. Yang tidak kalah penting adalah pusat oleh-oleh. Pusat
oleh-oleh yang menjadi salah satu unsur penting dalam kepariwisataan tentunya
dapat membuka lapangan pekerjaan serta menjadi agen bagi masyarakat yang ingin
memasarkan hasil karyanya baik yang berbentuk makanan, minuman ataupun souvenir
yang lain.
Adapun kepariwisataan sebagai stimulan kegiatan ekonomi dapat dibuktikan dengan
adanya penerimaan devisa yang dibayarkan wisatawan kepada biro perjalanan,
angkutan umum, restoran dan sebagainya memberikan dampak ekonomi yang lebih
luas, sebutlah pembayaran gaji pegawai restoran, pembayaran listrik, pembayaran
telepon, pembayaran supplier sayur mayur, buah-buahan, teh dsb., yang secara
nyata dinikmati atau diterima bukan saja oleh kalangan pariwisata, melainkan
juga kalangan petani (kaum marginal) yang menghasilkan jumlah penghasilan pariwisata
yang berlipatganda dalam kontribusi terhadap pendapatan nasional.
Perkembangan
ekonomi di bidang pariwisata telah mengalami peningkatan utamanya dalam bidang
prasarana wisata. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya
buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di
daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal,
jembatan, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan
dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut
perlu dibangun sesuai dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan.
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri.
Dalam
melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang matang
antara instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata. Dukungan instansi
terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan
pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama
suksesnya pembangunan pariwisata. Dalam pembangunan prasarana pariwisata
pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari
pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu
lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya, yang
tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat.
Dengan
adanya koordinasi antara pihak pemerintah dengan instansi pihak pengelola
tempat wisata maka akan terjadi korelasi yang seimbang untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi pada sektor pariwisata. Dalam hal ini dapat diterapkan
lewat sistem ekonomi kreatif yang berbasis syariah. Ekonomi syariah adalah
ekonomi yang berbasis islam dimana keuntungan mutlak dibagi rata sesuai jumlah
anggota pengelola serta agar tidak terjadi penumpukkan kekeyaan pada salah satu
pihak. Sedangkan ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai ekonomi yang mengacu
pada sesuatu yang baru serta bermanfaat bagi masyarakat.
Potensi
pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata di Indonesia masih
belum dapat diterapkan secara optimal. Sangat sering ditemui desa wisata yang
infrastrukturnya tidak siap untuk dikunjungi wisatawan. Kelemahan terbesar dari
konsep desa wisata selanjutnya adalah minimnya upaya promosi dan tidak adanya
kerjasama dengan industri kreatif untuk produksi souvenir. Wisatawan hanya
sekedar datang dan pulang tanpa membawa sesuatu untuk dikenang atau untuk
dipromosikan pada calon wisatawan lainnya.
Masih kurangnya kerjasama antara sistem ekonomi
kreatif dan sektor wisata dapat terlihat dari tiadanya tempat penjualan
souvenir khas daerah. Kalaupun ada, tempat penjualan souvenir dan souvenir yang
dijual terkesan biasa saja, dan dapat dengan mudah ditemukan di daerah lain.
Atau, pada beberapa kasus, tempat penjualan souvenir berlokasi terlalu jauh
dari tempat wisata yang menjadikan sektor kepariwisataan suatu daerah. Dan hal
tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara pengelola dan pemerintah dalam
upaya peningkatan pendapatan daerah dengan sistem ekonomi kreatif.
Untuk ekonomi syariah dapat diterapkan didaerah
yang masih perlu penanganan secara efektif. Misalnya lokasi wisata pada daerah
yang dijadikan milik bersama oleh masyarakat, ekonomi syariah dapat berperan
sebagai metode pembagian hasil dari pengelolaan bersama secara adil dan merata.
Begitu pula dengan pemanfaatan ekonomi kreatif, didaerah pariwisata tersebut
dapat dibangun sebuah saung atau tempat yang menyediakan makanan dan minuman
yang terjangkau harganya. Banyaknya pengunjung yang datang dapat menentukan
besar kecilnya keuntungan yang didapat dari sektor pariwisata yang dikelola
bersama ini.
Dengan
menggunakan sistem Multiplier effects
sektor kepariwisataan dapat dikemas dalam sebuah komunitas yang dikelola dan
dikembangkan oleh pemuda Karang taruna setempat dengan bantuan dan koordinasi
dari pihak PEMDA Ngawi. Kegiatan yang dilakukan, direncanakan dan dilaksanakan
oleh para pemuda karang taruna, sehingga masing masing individu dapat
menyalurkan aspirasinya.
Adapun
kegiatan dari komunitas ini adalah :
1.Pemberian
edukasi mengenai penerapan ekonomi kreatif yang berbasis syariah kepada seluruh
anggota komuntas.
2.Pelatihan
kepada anggota komunitas mengenai tata cara pemroduksian sebuah barang, seperti
souvenir.
3.Pembuatan
souvenir atau oleh-oleh yang dilakukan oleh seluruh anggota komunitas yang
diproduksi sesuai dengan standar yang baik serta mengindahkan ajaran-ajaran islam
seperti pemilihan bahan makanan yang halal.
4.Pemasaran
hasil produksi yang dilakukan secara jujur dan terdapat kesepakatan antara
penjual dan pembeli tanpa ada pihak yang dirugikan.
|
Komunitas
yang menerapkan sistem ekonomi kreatif berbasis syariah harus didasari oleh
prinsip syariah, yakni : kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab.
Masyarakat secara bersama-sama memproduksi suatu barang yang layak jual dan
dapat dijadikan oleh-oleh khas dari daerah tersebut seperti teh aroma kopi dan
teh putih dari Jamus serta Ledre dari kawasan wisata ATP. Pembentukan komunitas tersebut memberikan
wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan hasil produksinya bagi yang sudah
memiliki usaha dan memberikan pelatihan serta pekerjaan bagi mereka yang masih
menganggur. Pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan dengan cara pengadaan
produksi sebuah barang hasil dari kreativitas masyarakat dan barang tersebut
merupakan barang yang hanya ada atau menjadi ciri khas dari daerah tujuan wisata
yang ada, seperti : aneka jenis teh yang didapat dari wilayah agrowisata Jamus,
Ledre dari daerah tujuan wisata ATP, batik Ngawi dan souvenir yang lain.
Penerapan
ekonomi syariah dalam pembagian hasil pendapatan dapat memberikan keuntungan
bagi masyarakat karena pembagian yang merata. Dengan begitu, kemungkinan untuk
terjadi kesenjangan akan semakin kecil. Karena pada dasarnya ekonomi syariah
tidak menghendaki adanya penumpukan kekayaan pada satu pihak saja melainkan
memberikan keuntungan yang merata kepada semua pihak yang bersangkutan. Selain
itu, dalam proses pemasarannya harus dilakukan secara jujur dan tidak ada pihak
yang dirugikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa kepariwisataan
merupakan salah satu sumber penerimaan suatu Negara yang dapat meningkatkan
ekonomi serta taraf hidup masyarakat yang ada disekitar daerah tujuan wisata.
Penanganan dan pengembangan secara berkala dan adanya kerjasama antara
pemerintah, pengelola objek wisata serta masyarakat lokal menjadi faktor
penentu meningkatnya pendapatan daerah dari sektor kepariwisataan yang ada.
Peningkatan kepariwisataan sendiri dapat diterapkan melalui metode ekonomi
kreatif yang berbasis syariah yang mengacu pada pengembangan Multiplier effect.
Dengan meningkatkan pembangunan, perbaikan fasilitas umum serta pembagian
pendapatan yang merata memicu adanya korelasi yang stabil.
3.2
Saran
Perlu
komitmen yang kuat untu membangun kepariwisataan di Ngawi dengan basis ekonomi
syariah dan kesungguhan dalam berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
pendapatan daerah kabupaten Ngawi.
Jejak
wisata . Pengertian Multiplier
effects dalam industri pariwisata
http://jejakwisata.com/tourism-studies/tourism-in-general/122-multiplier-effect-dalam-industri-pariwisata.html,
13 Maret 2015
G-excess. 2008. Pengertian dan arti
ekonomi makro
Eli
Yuniasih. 2014. Pengertian ekonomi islam atau ekonomi syariah
Ekonomiplaner.blogspot.com/2014/06/pengertian-sistem-ekonomi-islam.html,
10 Maret 2015
Fundibisnis.
2014. Pengertian ekonomi kreatif
www.fundibisnis.com/pengertian-ekonomi-kreatif-dan-industri-kreatif-menurut-para-ahli, 13
Maret 2015
Wahyurinal.2011.Sistem
ekonomi islam
Rhoni Khoiron.Multiplier effect
dalam pariwisata
http://jejakwisata.com/tourism-studies/tourism-in-general/122-multiplier-effect-dalam-industri-pariwisata.html,
11 Maret 2015
Rendy Bayu Aditia.2012.Sistem
multiplier effects dan industri kreatif
Ngawi
News.2012.Wisata Kebun Teh Jamus
Warta Wirasaha.2012.Aneka Teh Jamus
Lilianto.2014.Air Terjun Pengantin
http://lilianto-ichsan.blogspot.com/2014/08/air-terjun-pengantin-ngawi-dan-mitosnya.html , 13 Maret 2015