Share everything
s h a r e
Senin, 01 Mei 2017
Share everything: 2 MEI: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia...
Share everything: 2 MEI: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia...: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia “Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memper...
Share everything: 2 MEI: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia...
Share everything: 2 MEI: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia...: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia “Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memper...
2 MEI: Sumbang Do’a Hari Raya Pendidikan Indonesia
Sumbang Do’a Hari Raya
Pendidikan Indonesia
“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam
kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan” Tan Malaka
Indonesia, dalam
pembukaan konstitusi tertingginya menyatakan bahwa nusantara juga memiliki
tujuan untuk mencerdaskan. Mencerdaskan kehidupan bangsa lebih tepatnya. Lalu,
yang dimaskud mencerdaskan kehidupan bangsa itu, bangsa yang mana? Bangsa kaya
yang bisa membeli kursi untuk duduk di kelas dengan nyaman? Atau bangsa serba
pas-pasan yang bahkan untuk makan besok pun, mereka tidak bisa merencanakan?
Indonesia, sudah banyak
catatan-catatan yang mengisahkan tentang carut marut pendidikannya. Guru yang
tidak kompeten, korupsi hingga menghabiskan dana lebih dari Rp1,3 triliun,
hingga kesesatan moral yang mulai menjangkit para pendidik hingga yang dididik
sekalipun.
Pernah dengar tentang
pemerataan pendidikan?
Apa kabar saudara-saudara
kita di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar ? Sudah ada bangunan sekolah
saja sudah syukur. Gedung sekolah pun hanya satu atau dua, terlebih dengan
bangunan seadanya; dinding yang tidak mampu menahan angin, juga atap yang tidak
dapat membendung air hujan, bocor disana-sini, berbanding terbalik dengan
sekolah-sekolah yang terletak di kota besar, seakan mereka yang bernasib hidup
di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar jadi anak tiri. Jangankan bicara
masalah kurikulum, bisa punya buku dan ada Bapak/Ibu guru yang menjalankan
kegiatan belajar mengajar saja sudah jadi berkah yang teramat disyukuri.
Doakan saja, semoga masih
ada harapan tentang pemerataan pendidikan yang berubah jadi kenyataan.
Pernah dengar tentang masalah
mutu pendidikan?
Dalam Tap MPR RI
tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembanguan pendidikan diletakkan pada
peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Tapi apa, yang terus naik
bukan mutunya, tapi bayarnya! Makin hari makin mahal, Lur. Tapi “mutu” yang
dijanjikan tak kunjung terasa sepadan. Jadi, dalam hal ini, mutu apa yang
dijanjikan ? Guru dan dosen lama-lama banyak yang berperilaku seenaknya. Murid
juga tidak mau kalah. Cubit sedikit lapor polisi. Ditegur sedikit orang tua
merasa tidak terima. Dimana letak “mutu”nya ? Mutlak, Indonesia darurat mutu
pendidikan., butuh revolusi mental yang radikal, yang bisa membenahi akal
pemikiran agar bisa kembali ke arah yang benar.
Doakan saja, semoga
mutu pendidikan yang digaung-gaungkan akan mengalami perbaikan itu dapat
menjadi sebuah realisasi, tidak cuma jadi sekedar mimpi.
Pernah dengar tentang
transparansi dana pendidikan?
Trasnparansi pendidikan,
halah, mahasiswa mungkin sudah jengah. Mereka hanya ingin tahu, kemana aliran
dana yang mereka bayarkan melalui UKT yang merupakan singkatan dari Uang Kuliah
Tunggal itu. Tapi makin lama makna UKT seolah mengalami pergeseran esensi, jadi
Uang Kuliah Tinggi, apa benar begitu, Pak, Bu? Mahasiswa tidak akan pernah
berhenti menuntut transparansi. Apa salah kalau mereka ingin tahu kemana
uangnya pergi. Apakah uangnya dimanfaatkan untuk perbaikan sarana prasarana
pendidikan, atau dibuat beli jajan oleh birokrat kampus, kan mahasiswa tidak
tahu kejelasannya bagaimana. Kalau memang tidak ada apa-apa Pak,Bu, kiranya kan
transparansi bukan hal yang salah untuk dilakukan. Kalau tidak ada yang salah
dalam pengalokasian, kenapa harus ditutup-tutupi?
Doakan saja, senoga
permasalahan transparansi ini segera terlaksana secepatnya, jadi mahasiswa
tidak capek menuntut dan pihak kampus juga tidak capek dituntut mahasiswanya.
Pernah dengar tentang hak
untuk memperoleh pendidikan?
Pasal 28C ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”Pasal 31 ayat (1) menyatakan “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.”
Apa yakin, hak itu bisa
didapatkan oleh seluruh anak negeri? Masih banyak yang terlantar. Mereka yang
harusnya duduk memperhatikan pelajaran, banyak yang turun ke jalan membanting
tulang. Katanya setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan. Warga yang mana? Warga yang mana?! Semua berhak
mendapat pendidikan! Tapi kenapa masih banyak di antara mereka yang tidak bisa
merasakan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan, bahkan
hingga buta aksara dan gagap tidak tahu menahu tentang teknologi di abad ke 21
ini ?! Di mana hak mereka? Hilang direnggut para petinggi yang korup dana
pendidikan? Atau hak mereka memang sengaja dipangkas, dirampas, karena tidak
bisa membayar dengan nominal rupiah yang tinggi?
Doakan saja, semoga
seluruh rakyat bisa segera mendapatkan haknya untuk bersua dengan pendidikan
yang konon katanya dapat mempercerah masa depan. Doakan saja, semoga harapan
atas hak yang telah dijanjikan ini bukan sekedar fatamorgana.
Selamat Hari Raya
Pendidikan Nasional, Bung!
Doakan selalu, agar
dunia pendidikan segera menemukan titik terang.
Doakan juga, agar
benalu dalam tubuh pendidikan Indonesia segera menemui ajalnya.
Doakan dengan
khusuk,kawan; agar pendidikan benar-benar menjadi hal yang mampu menuntun ke
arah kebenaran, bukan sumber dari segala jenis kebatilan.
Sekali lagi ku ucapkan,
Nona-nona dan Tuan-tuan, Selamat Hari Raya Pendidikan !
“Hanya pendidikan yang
bisa menyelamatkan masa depan. Tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan,”
Najwa Shihab.
Indriana Mega Kresna,
Ikut peringatan 2 Mei,
tapi cuma jadi tim hore.
Kamis, 05 Januari 2017
RESENSI BUKU: FUNGSI KOMUNIKASI DALAM DINAMIKA POLITIK DAN PEMBANGUNAN
RESENSI BUKU
FUNGSI KOMUNIKASI DALAM DINAMIKA POLITIK DAN PEMBANGUNAN
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DAN PEMBANGUNAN DI
ERA DEMOKRASI: Sebuah Kumpulan Telaah Reflektif-Kritis
Penulis : Muchamad
Yuliyanto
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Cetakan : 1
Jumlah halaman : xx + 193
Tahun
Terbit : 2014
Nomor
Katalog :
302.01
Demokrasi
sebagai sistem merupakan sebuah pranata yang menghormati hak setiap individu
untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan publik. Termasuk menyangkut kepentingan masyarakat Jawa Tengah
untuk mendapatkan gubernur selaku pejabat publik yang harus dipilih melalui
proses politik yang dikenal dengan demokrasi elektoral.
Pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa
Tengah pada tahun 2013 silam memang terasa jauh lebih sepi jika dibandingkan
dengan perhelatan yang sama 5 tahun lalu. Dinamika ini tidak lepas dari peran
aktor, pesan politik, respon khalayak, dan tentu komunikasi politik sebagai
instrumen utama di dalamnya. Hal demikian sejalan dengan konsepsi komunikasi
politik menurut Daniel S.Bell (dlm Arifin, 2003:28) yakni sebuah pembicaraan
tentang kepentingan politik meliputi: kekuasaan, pembicaraan pengaruh, dan
otoritas atau kewenangan. Adapun isi pesan di dalamnya menurut Dan Nimmo (1999)
tidak lain pembicaraan yang sarat kepentingan dan konflik; diawali dari
perbedaan kepentingan dan cita-cita politik para pelakunya.
Buku
dengan judul Dinamika Komunikasi Politik dan Pembangunan di Era Demokrasi ini
membagi kajian isinya menjadi tiga bagian, yaitu dinamika komunikasi politik,
dinamika praktik politik dan dinamika komunikasi pembangunan, yang dikaitkan
dengan fenomena yang terjadi di Indonesia, khusunya di Jawa Tengah.
Pilgub
Jawa Tengah telah digelar pada 26 Mei 2013 lalu. Banyak fenomena menarik di
dalam perhelatan politik lima tahunan tersebut. Persoalan dalam Pilgub tersebut
bisa direfleksikan secara kritis yang meliputi dinamika komunikasi politik,
koalisi parpol pengusung dan beragam dinamika pengelolaan mesin pemenangan dari
partai pengusung maupun elemen sosial yang kesemuanya tergantung pada kemahiran
komunikasi politik dari pasangan calon. Hasil Pilgub sudah diketahui (KPU Jateng; Mei
2013) bahwa pemenang adalah pasangan nomor urut 3 yakni Ganjar Pranowo-Heru
Sudjatmoko (GAGAH) dengan perolehan 48,25%, kemudian pasangan incumbent Bibit Waluyo-Sudijono
Sastroadmojo (BISSA) yang sebelumnya dinominasikan bakal menang ternyata hanya
memperoleh suara 30.59% dan terakhir pasangan nomor urut 1 yakni Hadi Prabowo-Don
Murdono (HP-DON) dengan perolehan 21,16%.
Dalam
perhelatan tersebut, terjadi pula berbagai macam dinamika politik. Dinamika
yang dimaksud merupakan dinamika Pilgub Jawa Tengah
dan koalisi Partai politik (Parpol)
dalam frame komunikasi politik yang kemudian menunjukkan beberapa
fenomena politik yang layak dijadikan pertimbangan dalam mendiskursuskan
demokrasi dalam frame komunikasi
politik maupun manajemen politik di antara ketiga pasangan calon gubernur.
Komunikasi
memiliki peran yang penting dalam setiap hal yang berhubungan dengan aktivitas
politik, karena komunikasi merupakan sebuah media yang digunakan untuk
menjalankan aktivitas politik tersebut. Dalam praktik
penyelenggaraannya, komunikasi politik dapat diimplementasikan dalam bentuk
evaluasi Otonomi daerah (Otda) dalam perspektif komunikasi, grapevine (desas-desus, isu dan rumor)
dalam proses politik selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), demokrasi, dan
komunikasi politik yang terjadi dalam suatu Pilkada, kampanye konvensional, manajemen konflik
dalam Pilkada, komunikasi politik
Coolingdown, dan evaluasi efektivitas suatu kampanye terbuka.
Dalam
penyelenggaraannya, praktik politik memiliki berbagai aspek yang menarik, yang dapat
ditelaah dengan refleksi kritis seperti: sisi lain Golongan putih (Golput)
dalam Pemilu yang dapat
digolongkan menjadi dua kelompok (Golput teknis dan Golput politis), format pengawasan suatu Pilkada, politik
pencitraan, evaluasi hasil perjuangan politik perempuan, alasan kenapa banyak incumbent yang kalah dalam suatu
Pilkada, peran perempuan dalam politik menurut perspektik kaum laki-laki, serta
Pilkada dalam bingkai pragmatisme-transaksional.
Komunikasi
tidak hanya memiliki pengaruh dalam penyelenggaraan kegiatan politik saja,
namun komunikasi juga memiliki pengaruh dalam dnamika pembangunan yang terjadi
dalam negeri ini. Komunikasi dalam hal ini dapat dikaitkan dengan menajemen
konflik yang terjadi di tengah perubahan masyarakat, seperti konflik yang
terjadi antara warga Pati dengan PT. Semen Gresik yang disebabkan oleh gagalnya
komunikasi pembangunan antara pihak terkait yang terlibat dalam proyek
pembangunan pabrik semen tersebut. Selain itu, dinamika komunikasi pembangunan
yang terjadi dalam masyarakat juga meliputi aspek lain, seperti: urgensi
Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM) dalam masyarakat komunikatif, urgensi audit
komunikasi lembaga pemerintah, strategi mengkomunikasikan tol Semarang-Solo,
juga peran tokoh-tokoh tertentu, misalnya tokoh agama dalam penyelesaian suatu konflik
sosial.
Komunikasi
politik dan pembangunan dalam ilmu komunikasi sesungguhnya merupakan applied science yang berarti
sebagai ilmu dikenal sarat teori, konsep, dan strategi yang dapat dipraktikan
dalam kehidupan politik untuk skala luas
bahkan menjadi salah satu tonggak bagi tumbuh kembang demokrasi di suatu
negara. Komunikasi pembangunan juga memegang peran yang penting yang berfungsi
menjembatani jarak antara misi pembangunan dengan agenda kepentingan rakyat
terhadap pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
Buku berjudul
“DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DAN PEMBANGUNAN DI ERA DEMOKRASI” ini dalam
pembahasannya terdapat beberapa istilah yang tidak diikuti dengan penjelasan
mengenai definisinya, sehingga apabila orang awam atau orang yang tidak terlalu
menguasi bidang komunikasi politik dan pembangunan membaca buku ini, maka akan
mengalami kesulitan untuk menafsirkan maksud penulis dalam buku tersebut. Buku ini memiliki cover dan kualitas kertas yang cukup
bagus. Selain itu, buku yang memaparkan tentang dinamika komunikasi politik dan
pembangunan ini juga menarik untuk dipelajari karena membahas fenomena yang
terjadi dalam masyarakat yang dilengkapi oleh telaah reflektif-kritis sehingga buku
ini dapat dikategorikan sebagai buku yang layak untuk dibaca karena mengandung
isi yang bagus serta tidak membosankan.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, Muchamad. 2014. Dinamika Komunikasi Politik dan Pembangunan di Era Demokrasi.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
sumber gambar: rajagrafindoonline.com
Langganan:
Postingan (Atom)